banner 1200x583

Bimtek Desa di Lutim Tak Berdampak, LHI: Saran Empuk Pj Gubernur Itu Habiskan Uang Desa

JURNAL LUWU TIMUR – Salah satu aktivis di Luwu Timur (Lutim) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Iskaruddin, angkat suara terkait saran Pj Guburnur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, yang menyarankan kepala desa di Luwu Timur untuk melakukan pembelajaran pengolahan durian ke negara tetangga yaitu Malaysia.

“Ini saran empuk untuk habiskan uang desa, terlalu berlebih lebihan,” celetuk Iskar, Jumat (5/1/2024)

banner 1200x783

Bahkan katanya, Pj Gubernur sangat detil meyarankan agar kedes di Luwu Timur untuk adakan kunjungan kerja ke Malaysia. Kenapa harus di luar negeri, terang dia, ini sudah menunjukkan kesan menghamburkan uang desa.

“Jangankan di luar negeri di luar daerah saja kita tidak tahu apa output dari hasil bimtek desa selama ini,” ungkap Iskar, yang juga Ketua Pelaksana Harian Lembaga Kajian Dan Advokasi HAM Indonesia.

Lebih lanjut Iskar mengatakan bahwa, apakah pak Pj Gubernur tidak tahu bahwa anggaran desa yang di keluar untuk bimtek, studytiru keluar daerah yang dilakukan oleh pemdes puluhan kali dalam setahun itu berapa miliar. Sementara kata Iskar, apa yang dihasilkan dari bimtek itu sama sekali tidak ada dampak positifnya untuk kemajuan desa.

“Kami menilai hanya membuang anggaran saja, sementara di desa masih banyak yang perlu di bangun terlebih pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Pj Gubernur juga harus tahu di Luwu Timur, itu semua desa punya potensi ekonomi masing-masing yang nilai ekonominya luar biasa, namun tidak di kelola semaksimal mungkin.

“Bukankah anggaran desa bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan pemberdayaan masyarakat desa sesuai dengan potensi lokal desa. Nah dengan dasar itu, sebagai Pj Gubernur yang juga perpanjangan tangan pemerintah pusat selaku pembina desa di tingkat provinsi sesuai UU desa Pasal 112, bahkan dalam pasal 3 sangat jelas pemerintah selaku pembina desa untuk memberdayakan masyarakat desa dengan cara meningkatkan kwalitas pemerintah dan masyarakat desa lewat metode apapun itu tetap harus mengacu pada prinsip institusi asli yang sudah ada di masyarakat desa itu sendiri,” terangnya.

Kemudian, lanjut Iskar, selaku pembina desa seharusnya mendorong desa-desa di Luwu Timur agar betul-betul menggali dan mengelola potensi desa yang sudah ada secara maksimal, bukan malah memberikan program baru yang sebenarnya masyarakat desa sudah memiliki hasil pertanian, perkebunan, kelautan, yang sudah di tangani oleh pemerintahan daerah lewat instansi masing-masing.

“Menurut kami bimtek dan studytiru di luar daerah adalah
salah satu dugaan modus bisnis dari oknum mafia anggaran desa. Yang di bungkus secara rapi lewat pelatihan-pelatihan dan kunjuang-kunjungan kerja yang tidak memiliki output sama sekali bagi kemajuan suatu desa, dan sangat jauh dari tujuan undang-undang desa,” tegas Iskar.

Dikutip dari okson.id, Pj Gubernur Sulsel menyarankan kepala desa untuk belajar mengolah durian di Malaysia.

”Iya saya sarankan lebih baik kepala desa ini diberangkatkan ke Malaysia belajar bagaimana mengolah durian sebagai bisnis yang menjanjikan,” ujar Bahtiar Baharuddin saat melakukan silaturahmi akbar dalam kunkernya ke Luwu Timur, Kamis ( 4/1/2024) sore.

Menurutnya Malaysia sudah berhasil mengatur masa panen durian musangkingnya, dan mereka juga sudah paham cara mengolah hasil panennya yang bernilai ekonomi tinggi.

” Tidak perlu berbulan-bulan belajar kesana, cukup tiga hari saya yakin sudah pintar semua menerapkannya di Luwu Timur,” kata Bahtiar. (RED)

banner 2000x1100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *