JURNAL TAKALAR – Kepala UPT SMAN 9 Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Kaimuddin dinilai kurang beretika saat melayani beberapa rekan media dan salah seorang aktivis yang saat itu menyambangi kantornya pada Selasa (27/2/2024).
Hal itu diungkapkan aktivis Rahman bersama dengan rekan media lainnya dalam keterangannya kepada JURNAL, Kamis (29/2/2024).
Menurutnya, Rahman seolah kaget mendengar pernyataan kepsek SMA Negeri 9 Takalar itu yang menyebutkan bahwa dirinya sudah ‘bosan’ menjadi kepala sekolah.
“Terus terang saya ini sudah bosan dan jenuh jadi kepsek. Apalagi, saya sudah lebih dari sepuluh tahun menjabat kepala sekolah di sebuah sekolah swasta di Patani,” kata Rahman menirukan ucapan kepsek SMAN 9 Takalar itu.
Rahman yang mengakui bahwa perjalanan karir Kaimuddin selaku kepsek SMAN 9 Takalar saat ini itu memang punya segudang banyak pengalaman memimpin sekolah. Karena sudah pernah menjabat sebagai kepala sekolah swasta yang lebih dari sepuluh tahun.
Namun dikatakan Rahman leadership yang di lihat dari kepemimpinannya sekarang itu jauh berbeda yang tak mencerminkan sosok pimpinan di sekolah itu.
Lebih lanjut dikatakan Rahman, bahwa salah satu gestur kepsek Kaimuddin yang membusungkan dada kemudian langsung berucap, “kalau berbahasa ‘preman’ saya juga tau karena saya ini mantan aktivis”.
Rahman yang sudah malang melintang menjadi aktivis meminta Kadis Pendidikan Sulsel Ikbal Najamuddin untuk mengevaluasi kepala sekolah UPT SMAN 9 Takalar yang di nilai kurang beretika.
“Karena tutur bahasa yang kurang mengedukasi dan tak menjunjung tinggi sikap profesionalisme dalam berkomunikasi ini sudah menjadi pertimbangan Kadis Pendidikan Sulsel untuk mengevaluasinya,” tegas Rahman.
Sementara Kepala Sekolah UPT SMAN 9 Takalar, Kaimuddin yang dikonfirmasi JURNAL melalui pesan WhatsApp, Kamis (29/2/2024) perihal informasi tersebut hingga berita ini ditayangkan tak merespons, pesan yang dikirim hanya centang dua. (HSN)