JURNAL – Bolu Cukke, kue tradisional asal Soppeng, Sulawesi Selatan, kini menjadi pembicaraan hangat di warga net, bahkan hingga ke pentas debat kandidat Bupati.
Dulunya, Kue Bolu Cukke hanya dapat ditemukan di emperan-emperan penjual kaki lima atau di etalase toko kecil di Soppeng. Meski sederhana, kue ini selalu memiliki daya tarik dengan rasa manis dan tekstur lembut yang memikat lidah. Bolu Cukke, yang pada awalnya menjadi jajanan pasar yang sederhana, kini semakin dikenal luas sebagai bagian dari kekayaan kuliner Soppeng.
Namun, yang menarik adalah bagaimana Bolu Cukke kini menjadi simbol di luar dunia kuliner, bahkan sampai merambah ke dunia politik lokal.
Dalam salah satu sesi debat kandidat bupati Soppeng, seorang kandidat yang kesulitan menjawab pertanyaan yang diajukan justru menggunakan istilah “colek (cukke)”-mengacu pada kebiasaan saling membantu atau memberi isyarat. Ia terlihat beberapa kali “mencolek” atau meminta bantuan temannya untuk memberikan jawaban.
Fenomena ini semakin memperkaya cerita Bolu Cukke, yang kini tak hanya menjadi ikon kuliner, tetapi juga simbol kekompakan dan saling mendukung.
Perilaku “cukke” yang dipertontonkan dalam debat tersebut, mengandung makna yang lucu dan menghibur, sekaligus menunjukkan bagaimana sebuah kue tradisional bisa menginspirasi cara orang berinteraksi, baik dalam konteks yang santai maupun serius.
Kue yang sebelumnya hanya dikenal sebagai makanan ringan kini berkembang menjadi ikon budaya yang mencerminkan spirit gotong royong masyarakat Soppeng. Popularitas Bolu Cukke semakin meningkat, dengan banyak pelaku usaha kuliner yang memanfaatkannya sebagai produk unggulan daerah.
Sementara itu, di dunia politik lokal, kue ini telah menjadi “bumbu” dalam percakapan publik, menunjukkan bagaimana budaya lokal bisa merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dari jajanan kaki lima hingga panggung politik, Bolu Cukke kini semakin “naik daun”, menjadi simbol kebanggaan masyarakat Soppeng yang mampu menyatukan berbagai elemen dalam kehidupan sosial dan budaya.
Dengan demikian, Bolu Cukke tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya kekompakan, kerjasama, dan kebanggaan terhadap tradisi lokal. “Begitukah..?” (*)