JURNAL – Salah satu indikator untuk mengukur tata kelola pemerintahan suatu daerah, apakah dikelola dengan baik atau dikelola secara amburadul, maka lihatlah bagaimana kepala daerah melakukan pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam hal pembinaan karier pegawai di daerahnya.
Jika pembinaan PNS dilakukan dengan cara spoil system, yakinlah tata kelola pemerintahan di daerah tersebut amburadul yang mengakibatkan pelayanan publik tidak baik, dan menimbulkan rasa frustasi bagi pegawai. Spoil system adalah system dimana jabatan pemerintahan diisi oleh teman-teman, keluarga atau pendukung dari partai yang berkuasa.
Sebaliknya, jika pembinaan pegawai dilakukan dengan cara merit system, maka akan berdampak positif terhadap pelayanan publik dan menciptakan etos kerja yang tinggi bagi pegawai. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi.
Sebagai contoh spoil system adalah, PNS dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi karena PNS tersebut merupakan anak atau menantu atau keluarga dekat penguasa atau orang yang berjasa dalam mendudukkan sang penguasa menjadi kepala daerah misalnya.
Contoh lain adalah, PNS dipindahkan ke jabatan yang lebih rendah (demosi) atau nonjob karena tidak termasuk keluarga atau orang dekat penguasa atau tidak mendukung langkah-langkah politik sang penguasa.
System spoil ini merupakan pembinaan pegawai berdasar “like and dislike” dan merupakan cara buruk dalam pembinaan pegawai. Sebab pegawai ditempatkan tidak berdasar kompetensi, diberlakukan sewenang-wenang serta tidak adil terhadap pegawai.
Oleh karenanya, jika kandidat Pilkada memprogramkan tata kelola pemerintahan yang baik, maka lihatlah latar belakang kandidat tersebut. Jika Paslon tersebut, sebelum menjadi kandidat, dirinya merupakan ouput dari spoil system, jangan harap Paslon tersebut mau dan mampu menata dan mengelola pemerintahan dengan baik pula. Atau apabila mentornya melakukan spoil system, muridnya pun akan melakukan hal yang sama. Jangan salah pilih! (*)