JURNAL LUWU TIMUR – Kepala Desa (Kades) Atue, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Abdul Hamid menanggapi terkait adanya aksi penolakan warga terhadap aktivitas tambang yang dilakukan oleh PT. Prima Utama Lestari (PT. PUL) di desa setempat.
Kades Abdul Hamid mengatakan bahwa protes ini sudah berjalan hampir 2 bulan. Selaku pemerintah desa, kata dia, sudah melakukan beberpa kali pertemuan antara pihak managemen PT. PUL dan warga desa.
“Namun masyarakat belum menerima penjelasan dari pihak perusahaan, dan tetap menolak adanya rencana kegiatan pertambangan yang akan dilakukan oleh PT. PUL,” kata kades Atue dalam keterangannya, Sabtu (20/1/2024).
Baca juga: Warga Desa Atue ke Pemerintah: Hentikan Aktivitas Tambang PT. PUL
Katanya, selaku pemerintah desa akan tetap mengedepankan kepentingan dan keputusan dari masyarakat, karena yang akan mengalami dampak baik dan buruk itu adalah masyarakat sendiri.
“Tapi kami juga tidak mengesampingkan pihak managemen PT. PUL untuk melakukan pendekatan persuasif terhadap warga untuk menjelaskan sistem kegiatan yang akan dilakukan, baik itu tahap eksplorasi dan operasi produksi,” ucap kades.
Dilain sisi Project Manager PT. PUL, Doni, mengatakan bahwa sebagai managemen baru dari IUP PT. PUL baru berjalan selama 2 bulan, itu pun masih dalam tahap eksplorasi atau pengeboran titik.
“Terkait adanya penolakan dari warga desa Atue sedari awal kami sudah melakukan pertemuan dan pendekatan persuasif, baik di pemerintah setempat maupun turun langsung ke warga, namun belum ada hasil yang kami sepakati. Kami juga tidak serta merta melakukan kegiatan meskipun itu baru tahap eksplorasi, dan kami sudah mengantongi semua regulasi IUP, kalau belum ada kesepakatan bersama antara PT. PUL dengan pemerintah setempat, terlebih masyarakat desa Atue dan sekitarnya,” ungkap Doni. (RED)