JURNAL LUWU TIMUR – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) dan Satpol PP kembali melakukan sidak pangkalan elpiji di Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pantauan awak media, Diskoperindag menemukan ada beberapa pangkalan yang nakal yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) dan juga menjual ke pengencer luar.
Terlihat dari penjaga/karyawan dari pangkalan Atriani S.Pd yang ada di Desa Tampinna. Katanya hanya menjaga dan menjual punya bos-nya yang tinggal di Palopo.
Ia menerangkan bahwa ada beberapa pengecer dilayani termasuk dari luar desa dan harga tabungnya di transfer ke bos-nya (Atriani).
Dia juga mengakui menjual Rp22 ribu (di atas harga HET Rp20 ribu, sesuai Perbub Nomor 22 tahun 2021).
Diketahui tabung elpiji 3 Kg Atriani sebanyak 1.280 tabung yang tidak bisa disebutkan namanya di hadapan tim Sidak Diskoperindag.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Sidak, Dian Sipahu memberikan peringatan langsung kepada penjaga/karyawan pangkalan tersebut yang berada di desa Tampinna agar jangan menjual di atas HET, dan memberikan pengencer lebih banyak dari pada untuk masyarakat sekitar.
“Kalau masih ada keluhan masyarakat kami tidak segang menutup pangkalan ini,” ungkap Dian.
Dian Sipahu juga mengatakan, dengan adanya temuan di lapangan pihaknya akan membuatkan laporan ke pimpinan (Kadis Koperindag).
“Dan biasanya agen dari pangkalan tersebut akan dipanggil dan diminta memberikan sanksi tegas kepada pangkalannya yang nakal, kalau masih ada keluhan dari masyarakat dan kami masih temukan pelanggaran kami akan tutup pangkalannya sesuai aturan yang berlaku,” kata Dian usai melakukan sidak di beberapa pangkalan.
Disisi lain, salah satu warga yang enggan di sebutkan namanya berharap agar pangkalan-pangkalan yang nakal ini di tutup.
“Kasian kami ini kalu ke pangkalan selalu habis padahal belum ada 1 jam mobil yang bawa tabung datang. Jadiny kami pengecer harganya mahal sekali Rp30 ribu itu pun kalau ada,” ungkap warga tersebut dengan penuh harapan. (TIM)